Pembenihan atau Pendederan Ikan Gurameh
Pembenihan
adalah pemeliharaan gurami setelah lepas masa pemeliharaan Iarva. Masa lepas
larva yang baik antara 1 -1,5 bulan dengan bobot sekitar 100-500 mg. Dalam pola
segmentasi atau pemilahan usaha gurami, masa pembenihan ini dilakukan saat
bobot ikan mencapai sekitar 50 g.
Berdasarkan
kebutuhan pasar, bobot awal pembenihan dipengaruhi oleh target bobot yang
diinginkan untuk dijual. Benih yang di jual di pasarkan memiliki umur yang
beragam, dari benih berumur 2 minggu hingga benih berumur 3,5 bulan. Untuk
menggambarkan ukuran benih berdasarkan umurnya, para petani sering mengadopsi
benda-benda disekitarnya, seperti biji oyong, kuku kelingking, silet, dan
korek.
Pendederan Gurameh
Pendederan
adalah tahap pemeliharaan benih gurami pada usia 11 hari sejak telor menetas atau
ukuran 0,5 cm dengan berat 0,5gram sampai menjadi ukuran bungkus rokok dengan berat
200-250 gram dan telah siap pada tahap berikutnya yaitu pembesaran. Benih/larva
gurameh adalah telur ikan gurameh yang menetas (2 hari sejak
pembuahan/pemijahan) hingga berumur sekitar 10 hari sejak penetasan. Cadangan makanan atau kuning telur (yolk)
yang ada diperut larva pada usia 11 hari mulai habis, dilanjutkan dengan
pemeliharaan pendederan pertama.
Benih
ikan gurame untuk mencapai ukuran tertentu mempunyai periode hidup yang cukup
panjang yaitu dari usia 20 hari – 160 hari. Maka untuk mempermudah dan
mempercepat usia panen, pendederan benih gurameh dibagi ke dalam 5 tahapan pendederan. Pada setiap tahapan bibit gurame dilakukan
pemindahan dari kolam satu ke kolam tahapan berikutnya, dengan kata lain setiap
pemeliharaan telah mencapai masa panen atau telah mencapai ukuran tertentu maka
sebaiknya segera dilakukan pemanenan dan dimasukan ke kolam tahap berikutnya. Tentunya sebelum melakukan pemanenan
sebaiknya kolam yang akan digunakan sebagai pendederan tahap berikutnya telah
dipersiapkan terlebih dahulu secara optimal, kecuali akan langsung dijual. Alasan budidaya ikan gurami dibagi dalam
tahapan tersebut diatas adalah :
- Membudidayakan ikan gurami sejak telor sampai dengan ukuran konsumsi memakan waktu cukup lama minimal 8 bulan, sehingga perolehan hasil usaha dirasakan cukup lama.
- Permintaan produk untuk setiap tahapan (dalam bentuk telur, benih dan ikan ukuran konsumsi) cukup tinggi.
- Keterbatasan modal dan lahan usaha apabila pembudidaya harus melaksanakan tahapan dalam satu siklus penuh.
- Mempersingkat masa panen .
- Menghasilkan pendapatan pembudidaya dengan keuntungan yang cukup memadai.
- Menurunkan resiko kegagalan panen
Adanya
tahap budidaya tersebut dapat membuka peluang usaha budidaya ikan gurami yang
cukup luas sejak pembenihan sampai dengan pembesaran yang berkaitan antara satu
dengan yang lain dalam satu sistem budidaya ikan gurami b iasanya
tahapan-tahapan itu disebut dengan istilah pendederan 1 s/d 5.:
1) Pendederan
1 (D1)
Pendederan 1 yaitu pemeliharaan benih gurameh
dari usia 11 hari sejak menetas hingga usia 1 bulan sejak penebaran. Benih pada usia 11 hari telah lincah dan peka
terhadap perubahan cahaya mempunyai berat 0,5 gram dan panjang 0,5cm, setelah
pemeliharaan 1 bulan dapat mencapai berat 1 gram panjang 1 – 2 cm (gabah/oyong).
Tinggi Air 30-50 cm Padat Tebar 60-100 ekor/m2 Jenis pakan : Pakan
alami (zooplanton), tubifex,, moina/kutu air, tepung ikan atau pelet tepung halus,
pemberian pakan pellet 20% bobot biomass, frekuensi pemberian 6 kali/hari.
Untuk meningkatkan ketahanan atau kekebalan
tubuh benih terhadap hama
dan penyakit tertentu larva ikan gurame perlu diberikan vaksinasi. Vaksinasi
dapat dilakukan pada benih gurame yang berumur lebih dari 2 minggu. Jenis
vaksin yang dapat digunakan misalnya Septicaemia haemorrhagica yang memberikan
kekebalan aktif terhadp penyakit bercak merah yang disebabkan Aeromonas
hydropila. Caranya benih gurame direndam dalam larutan vaksin selam 30 menit
dengan dosis 1 ml vaksin dicampur dalam 10 l air untuk 150 ekor benih. Vaksinasi ini mampu memberikan kekebalan selama 4 bulan
dengan masa inkubasi 15 hari.
2) Pendederan
2 (D2)
Pendederan 2 adalah pemeliharaan benih setelah
melewati fase pendederan 1, yaitu pemeliharaan benih sejak ukuran 2cm dengan
berat 1 gram hingga mencapai ukuran 2 – 4 cm (kuku) dengan berat 5 gram selama
1 bulan. Tinggi Air kolam 40 – 50 cm. Padat tebar 60-80 ekor/m2 Jenis pakan : daphnia/kutu
air, Cacing tubifek, Tepung ikan, pelet remah.
Untuk pemberian pellet 20% bobot biomass, frekuensi pemberian 4
kali/hari
3) Pendederan
3 (D3)
Pendederan 3 adalah pemeliharaan benih setelah
melewati fase pendederan 2 atau pemeliharaan benih sejak bobot 5 gram hingga
mencapai ukuran 4 – 6 cm (silet) dengan berat 20 – 25 gram selama 2 bulan. Tinggi Air kolam 50-60 cm. Padat Tebar 50-60 ekor/m2 Jenis pakan : Daphnia/kutu
air, Cacing tubifek, Pelet remah/pelet kecil, pemberian pakan pellet 10% bobot
biomass, frekuensi pemberian 3 kali/hari
4) Pendederan
4 (D4)
Pemeliharaan benih 20 – 25 gram hingga
mencapai berat 75 – 100 gram dengan ukuran 6 – 8 cm (bungkus korek) selama 2
bulan Tinggi Air 60-80 cm Padat Tebar ± 45 ekor/m2 Jenis pakan : Pelet atau
daun-daunan (sente, talas, kajar), pemberian
pakan pellet 5% bobot biomass, frekuensi pemberian 3 kali/hari.
5) Pendederan
5 (D5)
Pemeliharaan benih 75 – 100 gram hingga
mencapai berat 200 – 250 gram, ukuran bungkus rokok 8 – 11 cm, pemeliharaan selama
3 bulan. Tinggi Air 100-125 cm Padat Tebar ± 40 ekor/m2 Jenis pakan : Pelet dan
atau daun-daunan, pemberian pakan pelet 4% bobot biomass, frekuensi 3 kali/hari
Persiapan Kolam Pendederan
Ikan
gurame termasuk ikan yang tidak banyak gerak, sehingga dengan area yang relatif
sempitpun dapat ditebari ikan dalam jumlah banyak. Kolam pendederan dapat berupa kolam permanent dari beton, kolam tanah,
dan kolam terpal. Persiapan
kolam pendederan sebelum ditebari benih antara lain :
1. Ukuran
kolam sebaiknya tidak lebar tetapi memanjang agar pemeliharaan mudah.
2. Perbaikan
pematang/tanggul kolam dan ketinggiannya minimal 10 cm diatas permukaan air dengan
menyesuaikan katinggian air pada tahap pendederan.
3. Pembuatan
kowen/lubang/caren/kubangan di dalam kolam yang berfungsi sebagai tempat
mengumpulkan benih pada saat panen.
Kowen dibuat dekat pada pintu keluar air, luas kowen 1/8 dari luas kolam,
dengan kedalaman kowen 15 – 25 cm.
4. Pembuatan
got yang berfungsi untuk menghubungkan kowen/kubangan dengan pintu masuk
air. Lebar 20 cm, kedalaman got pada pintu air 10 cm kemudian
dibuat menurun menuju kowen. Got dibuat
ditengah kolam seolah membelah kolam menjadi dua bagian yang sama.
5. Dasar kolam rapih, dibuat miring menuju got dan kowen,
agar pada saat panen ikan dapat mengalir masuk menuju got dan berkumpul di
dalam kowen.
6. Kolam
harus bersih dari kotoran yang bersifat racun
7. Kolam
dikeringkan selama 3hari.
8. Untuk
kolam tanah pengapuran dosis 200 gram/m2 , ditebar rata permukaan
dasar kolam, dialiri air dan diamkan selama 2 hari.
9. Kolam beton dan terpal pengapuran dengan dosis 100
gram/m2 ditebar rata
permukaan dasar kolam, dialiri air dan diamkan selama 2 hari.
10. Pemupukan lebih baik menggunakan pupuk kandang
(sebaiknya kotoran ayam kering), untuk kolam terpal dan sejenisnya dosis 450 gram/m2,
untuk kolam tanah sebanyak 700 – 1000 gram/m2. Pupuk
dimasukan dalam 3 karung/kantung berlubang kemudian tempatkan pada 3 lokasi
terpisah.
11. Pemasukan air dengan ketinggian menyesuaikan
tahapan/fase, dan diendapkan selama 4 hari.
12. Penebaran probiotik sesuai petunjuk pada label botol,
atau 10 ml/m2, diamkan 1 hari.
13. Penebaran
daphnia100 gram/m2 dan bibit plankton, lalu kolam diamkan selama 7 hari
hinga plankton dan daphnia melimpah.
14. Pemasangan aerator, pasang pada 4 sudut dan stel pada
gelembung kecil – kecil.
15. Air dipertahankan mengalir dengan debit sekitar 0,5 liter/menit
(kolam terpal/bak beton), untuk kolam tanah disesuaikan dengan kondisi
peresapan air ke tanah atau 2 –3 liter/menit.
16. Kolam mendapat sinar matahari langsung minimal hingga
jam 10 pagi
17. Kolam
terlindung dari air hujan, diberi peneduh plastic tembus cahaya.
18. Pemasangan
filter atau penyaring pada setiap lobang pipa pemasukan dan pembuangan air.
Penebaran
benih
Sebelum
benih gurameh ditebar terlebih dahulu dilakukan pemilihan benih yang
berkualitas untuk menjamin kualitas produksi ikan yang dipelihara. Dalam
pemilihan benih tebaran yang perlu diperhatikan antara lain :
1. Penebaran
benih dilakukan 7 hari setelah pemupukan dan air telah banyak mengandung
plankton dengan tanda air telah berubah warna menjadi kehijauan
2. Penebaran
dilakukan pada pagi atau sore hari pada saat suhu udara rendah
3. Sebelum
ditebar, dilakukan penyesuaian suhu air dalam wadah angkut dengan suhu air
kolam (proses aklimitasi) dengan cara memasukkan air kolam sedikit demi sedikit
secara perlahan ke dalam wadah angkut. Setelah terjadi penyesuaian suhu, wadah
angkut dimasukkan ke dalam kolam. Air akan bercampur sedikit demi sedikit dan
ikan-ikan akan keluar dan berenang ke tengah kolam.
4. Kondisi
benih sehat, tidak cacat/luka dan gerakan lincah.
5. Warna
tidak terlalu hitam,sisik lengkap/tidak ada yang lepas.
6. Tubuh
tidak kaku
7. Ukuran
seragam
Dalam
pemeliharaan Pendederan ada beberapa hal yang harus diperhatikan per 2 jam
selama 7 hari terutama pada Pendederan I dan II, antara lain adalah:
- Kelincahan ikan terjaga (tidak melemah)
- Perubahan air (bau, kejenuhan) terjaga
- Suhu air antara 25ºC s/d 27ºC, usahakan perubahan suhu tidak melebihi 4ºC (siang 24ºC dan malam 30 ºC). Jika perubahan suhu lebih dari 4ºC maka ketinggian air dapat dinaikan 10 cm, tergantung fase/tahapan.
- Pakan berlebih dan cacing yang mati akan menimbulkan kotoran dan bau, maka sebaiknya dibersihkan.
- Jika dasar kolam mulai tumbuh lumut segera dibersihkan, dapat pula kolam diberi keong emas dewasa atau sejenisnya, untuk kolam ukuran 2 x 3m beri 5 s/d 7 ekor keong dewasa.
- Sinar matahari yang bagus hanya pagi hari (06.00-10.00) menggunakan penutup dari mulsa yang mudah diatur.
- Setelah 7 hari pengontrolan 3x sehari, yaitu pagi, siang dan malam.
- Setelah 10 hari pupuk kandang dapat ditambah dengan berat setengah dari dosis awal.
- Kolam dapat diberi probiotik susulan sesuai dosis tertera, atau 5 – 10 ml/m2.
Pemanenan
Pemanenan sebaiknya dilakukan pagi/sore hari dengan
memperhatikan hal-hal sbb.
- Tidak dalam kondisi hujan, akan hujan atau setelah hujan.
- Kurangi air kolam sedikit demi sedikit.
- Ikan digiring menuju pojok kolam, atau menuju lobang kowen/caren/parit atau menuju ke daerah kolam yang paling dalam.
- Di atas kowenan/parit/caren diberi peneduh daun sente/daun pisang atau daun yang bisa mengambang.
- Kedalaman air dipertahankan setinggi 20 cm dari dasar kolam paling dalam.
- Setelah ikan terkumpul, penangkapan dilakukan dengan pelan dan hati – hati.
- Jangan sampai ikan rusak, sisik lepas, atau luka.
- Gunakan alat tangkap dari bahan yang halus, atau menggunakan ember kecil, gayung, dll
- Jangan menangkap ikan terlalu banyak sekaligus, sebaiknya sedikit sedikit.
Prasarana Pendederan
1. Pendederan
di Kolam
Cara ini bisa diterapkan pada benih yang bobotnya 50 gram
dengan tingkat kepadatan 5 ekor/ m2. Pakan buatan berupa pelet diberikan sebanyak 2-3 kali
sehari. Takarannya seberat 2% dari bobot badan ikan. Sementara itu, daun talas
diberikan sehari sekali, cukup 5% dari bobot badan ikan. Dengan pemberian pakan
yang teratur selama tiga bulan dihasilkan ikan seberat 100 gram. Idealnya,
kedalaman air kolam antara 60-80 cm dan debit airnya 10 liter per menit.
2. Pendederan
di Bak
Cara pendederan ini sangat ditentukan oleh pengelolaan
atau pengaturan air. Debit air masuk
paling tidak 1 liter/menit dapat menggunakan keran air sehingga debitnya dapat
disetel, untuk penggunaan pemasukan air dapat menggunakan pipa paralon atau
selang ukuran ½ inci. Untuk pipa
pembuangan air dapat menggunakan pipa paralon ukuran yang lebih besar, dapat
menggunakan ukuran 1 inchi, hal ini dimaksud agar memudahkan dalam pengurangan
air saat ikan akan dipanen. Posisikan
kolam agar mendapat cahaya matahari minimal 4 jam per hari, sebaiknya diberi
atap plastic transparan. Jika perbedaan
suhu pada siang hari dan malam hari sangat jauh/signifikan maka sebaiknya
ketinggian air ditambah 10cm dari ketentuan awal. Bahan baku bak pendederan bisa terbuat dari beton, fiber,
atau terpal.
3. Pendederan
di Keramba Jaring Apung.
Keramba
jaring apung (kejapung) bisa dipasang di kolam tanah yang luas, dengan ukuran jarring 2 x 4 m2
ketinggian 125 cm, sedangkan diameter lubang jarring disesuaikan dengan ukuran
ikannya. Pemasangan sebaiknya di pinggir
kolam menggunakan patok kayu atau bamboo pada setiap ujung jarring dan pada
bagian tengah jarring yang panjang diberi patok pula sehingga total patok
terpasang sejumlah 6 patok. Pada bagian
dasar jarring diberi pemberat sehingga dasar jarring tidak mengapung. Setelah pemasangan jarring selesai, pada
bagian tengah jarring diberi pupuk kandang (kotoran ayam) seberat 500gram,
dengan cara pupuk dimasukan ke kantong yang berlubang kemudian diikatkan ke dua
patok yang ada di tengah jarring.
Kantong pupuk diposisikan agak mengapung di tengah jaring.
Semoga
bermanfaat