Kamis, 18 April 2013

Penetasan Telur Gurameh Simpel, Gampang dan Berhasil

 

Proses penetasan telur dilakukan untuk mendapatkan larva ikan sebesar beras (1cm), setelah berumur kurang lebih 13 – 15  hari. Telur gurameh berbentuk bulat dengan ukuran diameter sekitar lebar : 2mm.  Telur yang sehat berwarna kuning bening (transparan) sedangkan yang berwana kuning kusam (tidak tembus pandang) adalah telur yang tidak sehat atau mati dan segera dibuang. Telur ikan  gurameh yang baik tidak tenggelam serta tidak bersifat adhesif. Segera setelah keluar dari induknya telur akan melayang bebas didalam sarang.  Telur gurami akan menetas dalam selang waktu 36 – 48 jam sejak terjadi pembuahan/pemijahan.

Yang perlu diperhatikan secara teknis yang simple dlm pemeliharaan dan penetesan telor adalah:

  • Air dalam wadah penetasan harus bersih
  • Kedalaman air 20 cm
  • Suhu ruangan antara 33 - 37 derajat celcius
  • Telur yang tidak dibuahi atau mati atau tidak menetas harus dibuang
  • Telur akan menetas setelah 2 – 3 hari dengan suhu 27 -28 0C
  • Larva berada pada bak penetasan selama selama 10 hari
  • Setelah itu dipindahkan kedalam bak pendederan

 

Persyaratan penetasan telur dan pemeliharaan larva yaitu air harus bersih dan jernih serta suhu udara dan suhu air harus stabil tidak berfluktuasi. Penetasan telur dan pemeliharaan larva merupakan priode masa kritis sehingga penanganannya harus dilakukan secara hati-hati.  Penetasan telur gurami bisa dilakukan di kolam pemijahan, kolam penetasan, juga bisa di tempat lain yang di sediakan. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan berbagai tempat penetasan telut berikut ini.

 

 

A.         Penetasan Cara Tradisional

a.             Penetasan di Kolam Pemijahan

Penetasan di kolam pemijahan dilakukan tanpa mengangkat induk gurami maupun sarang yang sudah berisi telur. Kehadiran induk gurami diperlukan untuk menjaga dan merawat telur dan larva. Agar terlindung dari hujan dan terik matahari, sebaiknya diberi peneduh atap plastic di atas sarang tetsebut.  Penetasan di kolam banyak kekurangannya, karena di kolam tersebut biasanya banyak predator ikan – ikan kecil lainnya atau hewan lain yang bersifat predator yang akan masuk ke sarang dan memakan telor.  Selain itu kolam tidak dapat dikontrol kondisinya rupa karena petani tidak bisa segera memakai kolam untuk memijahkan pasangan yang lainnya. diperlukan waktu sekitar 30 hari untuk memelihara larva di kolam pemijahan. Selama dalam kolam pemijahan, benih ikan diberi pakan berupa rayap, tepung bungkil kacang tanah, bubuk pakan buatan, dan serangga-serangga kecil.

 

b.            Penetasan telur dikolam

Penetasan telur gurami dilakukan pada kolam berukuran 100 m2 dengan kedalaman air 30-40 cm. Dikolam ini dapat ditempatkan telur gurami maksmal sampai 4 sarang (sekitar 30.000 butir telur). Sebelum diisi telor sebaiknya kolam penetasan diolah terlebih dahulu, pengolahan kolam penetasan paling tidak sebagai berikut ini:

1.       Perbaikan pematang, pematang dibuat sebaiknya ketinggian 60cm, ketebalan 50cm.  Usahakan.

2.       Pada pipa pemasukan dan pipa pengeluaran diberi filter berupa kain strimin yang halus.

3.       Pada dasar kolam dekat pipa pembuangan dbuat bak atau kolam kecil ukuran 2cm x 2cm kedalamam 20cm dan pada pinggiran bak dibuat pematang dengan ketinggian 20cm, Pada pipa pembuangan diberi filter kain kasa atau strimin agar telor tidak terbawa arus keluar kolam.  permukaan bak diberi atap agar terjaga dari curahan air hujan.

4.       Bak kedua dibuat dekat pada pipa pembuangan air dengan ukuran 1 x 1cm kedalaman 10 cm tanpa ada pematang.

5.       Pembuatan kowen/caren/selokan yang menghubungkan kedua bak, dengan lebar 30cm dan kedalaman menyesuaikan kedalaman kedua bak, pada bak dekat pipa pembuangan diberi penyaring berupa kain strimin atau kasa tipis sebagai filter.

6.       Meratakan dasar kolam, usahakan dasar kolam dibuat serapih mungkin dan serata mungkin, miring menuju ke arah kowen/caren/selokan dan kedua bak.

7.       Penerbaran dolomite pada semua permukaan tanah hingga rata

8.       Aliri air dengan pelan hingga semua kolam tergenang air mencapai ketinggian 10cm, biarkan tergenang selama 4 hari, lalu dibuang airnya biarkan kering selama 1 atau 2 hari.

9.       Isi air lagi hingga kedalaman pada kolam dekat pipa pembuangan mencapai kedalaman 15cm, biarkan tergenang hingga 2 hari.

10.     Masukan telor pada bak dekat pipa pembuangan, pastikan pada bak tersebut tidak ada yang bocor atau berlubang.

11.     Pada hari ke-empat kolam di beri pupuk, tempatkan pupuk kandang pada 5 tempat berbeda dengan cara di onggokan seperti gunung pasir hingga ketinggian pupuk sekitar 45cm.

12.     Pada hari ke 10, naikan ketinggian air pematang pada bak yang terisi telor  tidak tergenang. Biarkan selama 4 hari, tunggu hingga air berubah warna kekuningan atau kecoklatan.

13.     Pada hari ke 14 naikan air hingga pematang bak tergenang semua dan lepaskan ikan yang berada dalam bak keluar.

14.     Air kolam dijaga stabil alirannya dan agar terus menerus mengalir dengan debit 4L /detik. Pada waktu proses penetasan telur gurami,

15.     Empat minggu kemudian benih dapat dipindahkan ke kolam pendederan selanjutnya dengan cara dihanyutkan melalui pipa pembuangan yang menghubungkan dengan kolam pendederan yang selanjutnya. 

 

B.         Penetasan Cara Intensive

Proses penetasan telur dilakukan dalam wadah yang ditempatkan di dalam ruangan yang terlindung dari pengaruh perubahan cuaca, curah hujan, angin, perubahan suhu, dan hama predator.   Perawatan telur dengan padat tebar 4 – 5 butir/cm2 dengan kedalaman air 10 – 20 cm dan pemberian aerasi kecil pada suhu 29 – 30 O C, pH 6,7 - 8,6.  Kepadatan dihitung per satuan luas permukaan wadah sesuai dengan sifat telur yang mengambang. 

Larva ikan gurami yang baru menetas akan terapung dengan bagian perut berada di sebelah atas.  Dalam fase ini terjadi pembentukan baik organ dalam tubuh maupun luar sehingga perlu perlakuan yang sangat hati-hati supaya tidak menyebabkan kerusakan fisik maupun kematian.  Telur akan menetas setelah 36 - 48 jam setelah dilepaskan induknya.

Pemeliharaan larva di dalam wadah khusu selama 8-12 hari, atau dengan melihat perubahan telur dari warna kuning menjadi kehitam hitaman. Biasanya pada waktu ini tengah ada tanda gerakan dan mulai lincah bergerak serta peka terhadap gerakan tangan.  Selama 8-11 hari, lakukan penggantian air di bak sebanyak 3-4 kali. Aturan penggantian air yaitu dengan mengurangi 2/3 banyaknya air lalu ditambah lagi dengan jumlah yang sama.

Catatan :

·                 Bak dan peralatan harus dijaga sterilnya

·                 Air sumur, jernih, tidak berbau (persiapkan selama kurang lebih 3 hari sebelum telor dimasukan)

·                 Pengambilan telur yang mati dan lemak yang ditimbulkan pagi dan sore hari

·                 Ganti air bila sudah keruh

. 

Apabila perubahan suhu sangat signifikan dan drastis (fluktuatif) dalam artian perubahan melebihi 5°c maka perlu dipasang alat penstabil suhu atau heater, dan setel pada suhu 27°-28° Celcius.  Selama penetasan aerator dioperasikan dengan gelembung yang kecil dan pelan agar oksigen terlarut stabil,  hal ini juga bertujuan untuk mencegah telur menempel satu sama lain.  Setelah 36-48 jam larva mulai menetas, terlihat adanya perubahan bentuk dari bulat menjadi oval/lonjong berekor.  Walaupun tampak lemah, sesekali larva tampak bergerak-gerak.  Telur yang tidak menetas berubah dari kuning bening menjadi kuning seperti kuning telur dan keruh. 

Buanglah telur yang tidak menetas dan sisa cangkang dengan menyiphonnya menggunakan selang kecil.

 

a.             Penetasan Telur di Paso

Paso adalah wadah berbentuk bejana yang terbuat dari tanah dan berpori sehingga suhu di dalamnya lebih stabil. Diameter paso yang dipakai sekitar 50 cm dan kedalamannya 25 cm. Paso-paso tersebut diapungkan di atas kolam. Agar suhunya lebih stabil, letakkan di bawah naungan. atau saung yang diberi atap. Isi paso dengan air, kira-kira sebanyak 10. liter air. Setelah tahap persiapan di atas selesai, angkat sarang buatan dan letakkan di dalam paso. Buka sarang di dalam paso dengan hati-hati. Semua proses tersebut, usahakan selesai dalam waktu yang singkat. Air di dalam paso diganti setiap dua hari sekali. Proses penggantiannya dengan cara menutup air di permukaan paso dengan kain halus. Buang air yang ada diatas permukaan kain halus tersebut dengan menggunakan selang kecil secara perlahan-lahan.Sisakan air, kira-kira seperempat paso. Lalu isi lagi paso dengan air baru sedikit demi sedikit. Pemeliharaan larva kira-kira memakan waktu 8 hari. Selama itu juga, larva tidak perlu diberi pakan..

Pertamakali yang perlu dipersiapkan adalah paso-paso yang bersih dan telah direndam diair beberapa hari.

b.            Penetasan dalam akuarium

Penetasan telur ikan gurame dilakukan di akuarium. Caranya : siapkan sebuah akuarium ukuran panjang 80 cm, lebar 60 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi air setinggi 30 cm; pasang dua buah titik aerasi dan hidupkan selama penetasan; masukan telur yang sudah dibersihkan; penetasan akan berlangsung selama 10 hari; pada hari kelima sebagian airnya dibuang dan diganti dengan air baru; panen larva atau beni dengan sekup net dan siap ditebar ke kolam pendederan I. Aquaraium ditempatkan dan diatur sedemikan rupa sehingga memungkinkan mendapat sinar matahari pagi namun terbebas dari terik sinar matahari siang. Jika kita memakai aquarium bisa menggunakan air sumur yang sudah didiamkan sehari semalam. Ketinggian air 20 cm. Dengan aquaraium kita dapat menempatkan aerator sebagai sumber pensuplai oksigen

 

c.             Penetasan dalam baskom plastik

Saya cenderung menetaskan gurameh dengan menggunakan bokor/bak/ember hitam diameter 60 cm tinggi 20-25cm, mengapa menggunakan tempat berwarna hitam atau gelap?  Hal ini dipilih karena untuk menyesuaikan salah satu sifat ikan gurameh yang cenderung lebih sensitive terhadap perubahan cahaya.  Dengan menggunakan bokor/ember hitam diharapkan larva gurameh lebih tenang tidak mudah stress sehingga pertumbuhannya dapat terjamin.

Caranya : siapkan sebuah baskom plastik besar (volume 20 liter); keringkan selama 1-2 hari; isi air (air sumur ditambah air kolam 50%) setinggi 20 cm; masukan telur dari sebuah sarang yang sudah dibersihkan dari sampah dan telur-telur yang busuk; penetasan akan berlangsung selama 2-3 hari sejak guramih bertelur; pada hari kelima sebagian airnya (30%) dibuang dan diganti dengan air baru; pada hari ke 13-14 panen larva atau benih dengan sekup net dan siap ditebar ke kolam pendederan I.

 

PAKAN LARVA

Telur selama umur 0 s/d 11 hari larva menghidupi dirinya sendiri dengan cadangan makanan yang tersedia dalam kantung telur (yolk sack), dan ditempatkan pada akuarium yang aliran airnya diam, dua hari sekali 35% air diganti dengan air yang telah dikondisikan dengan hati - hati.  Aerator dan heater boleh dipasang (optional).  Selama 0 s/d 12 hari ikan tidak perlu diberi pakan karena masih mempunyai cadangan makanan (kuning telur).  Setelah kantung telurnya kempes (7-10 hari), barulah ikan diberi pakan berupa kutu air (moina dan daphnia) yang mudah dibudidaya di kolam atau artemia kutu air import.


KESIMPULAN

Berdasarkan pengalaman penulis, lebih mudah dan menguntungkan menggunakan cara penetasan telur guramih secara intensive di dalam ember/baskom. Karena ada beberapa keuntungan dibandingkan menggunakan cara lainnya, antara lain:

1.    Keamanan lebih terjaga (predator dan hewan pengganggu)

2.    Kebersihan lebih terjaga 

3.    Suhu air lebih terkontrol

4.    Mudah di pindah-pindahkan



Demikian yang dapat saya tulis, beberapa diantaranya berdasarkan pengalaman pribadi setelah lebih dari 10 tahun dalam dunia perguramihan.  Mohon maaf apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam penulisan ini, untuk tahapan selanjutnya yaitu pendederan larva guramih dapat dibaca di blog selanjutnya.Semoga tulisan ini dapat bermanfaat. Terima kasih